Malam itu dia menjemputku untuk nongkrong di pub yang terkenal dengan bangunan lamanya. seperti biasa sendal jepit swallow biru yang dia pake, terkesan santai terlalu santai. Tas kecil yang dia bawa yang mungkin isi nya ratusan juta dalam bentuk cek atau cash... badannya yang tidak terlalu tinggi dan gayanya yang low profile itu sedang berjalan di sampingku menuju tempat yang sudah kami rencanakan.
pilihan tempat yang dia suka adalah sofa pojok di teras pub itu. seperti biasa waitress yang tidak berseragam, malah terlihat seperti pegawai rumahan itu menghampiri kami. " biasa mbak.." katanya
waitress itu berlalu dari hadapan kami dan datang lagi dengan 3 botol bir El diablo dan nugget untuk cemilannya. mbak waitress itu sudah paham dengan selera kami.
Cerita masa lalu dan perjuangan hidupnya di ceritakan serius sehingga membuat aku terpana dengan semangatnya. kebahagiaan ibu bapaknya yang tidak pernah berantem menjadi semangat nya untuk mencari pendamping hidup. keyakinannya untuk mendapatkan yang terbaik selalu di tanamkan pada nya. hingga pada suatu hari dia menemukan ku atas rujukan pertemanan ku dengan salah satu sahabat ku sewaktu kuliah.
kami menjalani hari-hari dengan hubungan yang terbilang tidak normal, hanya sesekali bertemu dan hanya melalui bbm kami aktif berbicara.
"aku menjadi sahabatnya bukan sehari dua hari jadi aku tahu siapa dia " jelas angga
" tapi dia bukan seperti yang kamu ceritakan ngga.." protesku
entah lah apa yang terjadi aku dan dia yang jelas saat ini hatiku teriris karena perlakuannya yang tidak seperti layaknya pria gentle. tanpa penjelasan dia pergi dan berlalu, tetapi bila jodoh tak akan kemana...
seperti siang kemarin kami bertemu di suatu siang tanpa sengaja dan kami kembali memutar ingatan masing-masing yang telah terjadi 3 tahun yang lalu.
"you are my diablo.." kataku sinis
0 komentar:
Posting Komentar
monggo di pun koreksi