Kamis, 08 November 2012

Suro

Posted by erna victor On 13.10 5 comments

Suro? mendengar kata suro / bulan suro, yang pertama saya rasa kan adalah "ngeri" karena image di bulan suro yang diciptakan oleh sutradara - sutradara film indonesia adalah keluarnya hantu-hantu dan bergentayangan. adanya film-film suro dengan aneka cerita mistik juga beralasan yaitu anggapan masyarakat  dan jawa khusus nya bahwa bulan suro adalah bulan yang sakral dan bulan khusus, secara faktual bulan suro selalu di awali atau di sambut dengan lek-lek an, tirakatan, memandikan pusaka seperti keris, pedang ,  tombak, nanggap wayang dan sebagainya, bahkan bulan suro di anggap bulan yang gawat untuk orang punya kerja atau hajat, seperti sunnat dan menikah, karena bisa berakibat kesialan dan ketidak mujuran,  atau petaka.

Sebetulnya Suro adalah pergantian tahun jawa,  yang kebetulan bertepatan dengan tahun baru islam 1 muharram. kalender jawa pertama di terbitkan oleh raja mataram sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu dengan mengacu penanggalan hijriah islam. 
Suro atau dalam islam di sebut muharram , adalah bulan pertama penanggalan hijriyah. muharram berasal dari kata yang di artikan "di haramkan "  atau di pantang, melakukan peperangan atau pertumpahan darah.

Banyak ritual jawa yang di lakukan masyarakat untuk menyambut 1 suro. Di solo terkenal dengan kirab kebo bule,. Kebo bule adalah kerbau yang berwarna khas, putih kemerah-merahan. Kerbau itu di sebut juga kebo kyai slamet karena konon kerbau itu yang  mengawal dan menjaga pusaka kyai slamet, sehingga masyarakat menyebutnya dengan kebo kyai slamet. Saat kebo ( kerbau ) bule itu di kirab, banyak masyarakat yang menyaksikan dan berharap bisa menyentuh bahkan ada beberapa yang berusaha mengambil kotoran dari kerbau itu karena dianggap sebagai berkah.

Tradisi di yogyakarta, ada juga ritual yang di lakukannya. di daerah samas, Bantul DIY, ada yang namanya tradisi  ritual mahesa suro yaitu  larungan kerbau ke pantai selatan. konon critanya, masyarakat bantul dilanda paceklik kemudian masyarakat berdoa memohon kepada Tuhan.  Beberapa waktu kemudian datanglah kerbau ( kebo ) hitam yang di sebut kebo tiban. olkeh masyarakat setempat kerbau itu di pelihara. anehnya kerbau itu merusak tanah tetapi tanaman yang di atas tanah itu tumbuh subur, setelah beranak pinak kerbau itu menghilang.  Untuk mengenang kebo ( kerbau ) hitam ini maka masyarakat samas melaksanakan tradisi yaitu ritual mahesa suro  ,  setiap tanggal 1 suro.

Ada lagi prosesi kerbau di daerah bantul, yaitu labuhan pisungsung jaladhini  sebagai ungkapan rasa syukur Terhadap Tuhan yang Maha Esa  dan agar di beri keselamatan selama melaut. Prosesi pisungsung jaladhini di awali dengan penyembelihan kerbau  dan kepala dari kerbau itu bersama ubo rampe nya di larung di laut.

Ada yang lebih unik yaitu, laku bisu ( berjalan sambil membisu ) Sebuah ritual mengelilingi benteng kraton dengan berjalan kaki tanpa berucap sepatah katapun.

Untuk kelahiran anak pun, suro mempunyai makna tersendiri,  jika anak terlahir di bulan suro maka akan mempunyai watak yaitu ": meneng panggrahitaning angen-angen , yen pinter ngluwihi pintere mangkono yen bodo ngluwihi bodo ne " atau  pendiam, kalau pintar melebihi pintar umumnya kalau bodoh akan melebihi bodoh umumnya.

Suro kenapa menjadi hari yang sakral? sehingga banyak yang melakukan ritual ?  menurut saya itu hanya sebuah budaya atau adat yang di lakukan pada masyarakat yang meyakini.
Suro identik dengan mistik ?  itu semua di karenakan  tradisi yang sudah melekat dan kental di masyarakat jawa.......


5 komentar:

nek mandi setahun sekali yooo, malem 1 suro tok ... irit banyu hahahah

mbak nawakuci kungkum ndak? nyari wangsit neng tugu suharto?.... hehehe

kebanyakan adat syirik, harus dijauhi
geleng-geleng ngalap berkah karo kebo, apa ya jane menungso sak ngisore kebo derajate?

ahahahaha ritual mu ya ixixixx

aku nggak kungkum heheheh ndak medok
btw nek masalah kebo kui mung adat to?
:)

Posting Komentar

monggo di pun koreksi