Kamis, 02 Februari 2012

Tradisi jegal-menjegal karyawan baru

Posted by erna victor On 08.04 No comments


        Fresh graduate lah yang biasa terpampang di iklan baris di kolom lowongan pekerjaan. Secara otomatis anak – anak yang lulus kuliah pun banyak yang melamar. Di sana mungkin yang di pentingkan energi muda nya bukan sisi pengalaman nya.   Anak-anak usia muda yang semangat dan kebetulan mereka mempunyai pendidikan yang tinggi  untuk bekerja di saring SDM nya demi kelangsungan usaha di bidang apapun, dan timbul lah suatu kegiatan baru yaitu proses melamar pekerjaan. Melamar pekerjaan mempunyai konsekuensi, diterima atau tidak, bahkan yang membuka lowongan pekerjaan pun harus menerima konsekuensi juga. Konsekuensi bagi kantor yang membuka lowongan adalah penerimaan karyawan baru dengan berbagai kewajiban.
       Pernah tidak berpikir tentang karyawan lama di kantor berkenaan dengan penerimaan karyawan baru itu ?   Biasa nya itulah yang luput dari perhatian kita. Sebetulnya apa yang ada dipikiran mereka ( karyawan lama ) ? yang pasti merasa akan ada rival baru di kantor. Mungkin karyawan  baru masih muda dan lebih lincah dengan pekerjaan  atau mungkin karyawan baru lebih fresh dan lebih cantik atau tampan sehingga timbullah rasa kekawatiran akan pekerjaan yang di percayakan pada karyawan lama, takut akan dilimpahkan kepada yang baru atau sama-sama bekerja namun akan lebih baik dari pada karyawan lama, dan rasa cemas akan menghampiri, cemas akan sikap pimpinan  terhadap karyawan baru. Hal itulah yang menyebabkan sering terjadinya jegal –menjegal antar karyawan.
Ketakutan dan rasa percaya diri karyawan lama yang berkurang akibat masuknya karyawan baru membuat sebuah trik untuk menghambat laju karier karyawan baru. Caranya pun beraneka ragam, ada beberapa yang mengacaukan laporan sampai pada pemberhentian proses SK atau surat keputusan di kantor tersebut. Penjegalan yang mencolok adalah penjegalan pada  surat yang berhubungan dengan kelegalan atau keabsahan karyawan. Penjegalan tersebut merupakan suatu penjegalan yang merugikan karyawan yang apabila SK itu lah yang nantinya akan berpengaruh pada proses pengangkatan sebagai karyawan tetap.  Hal itu banyak terjadi disebuah instansi yang proses perekrutan karyawannya melalui tahap honorer. Sungguh di sayangkan karyawan lama yang kurang baik tanggapan terhadap karyawan baru. Seharus nya mereka berpikir bahwa dengan kedatangan karyawan baru, bisa membuat kita lebih ringan dalam bekerja terlebih pada sistem kerja “team work “.
      Ada sebuah pengalaman, seorang teman saya mengalami penjegalan sehingga dia merasa  dirugikan masa kerja nya  yang berakibat semakin lama untuk menjadi karyawan tetap.  Sebenarnya dosa apa  karyawan baru dilingkungan kita ? bukannya mereka baru datang dan belum mengerti seluk beluk pekerjaan apalagi salah dalam bekerja, kenapa sudah di jegal dari awal? Pertanyaan yang belum mendapat jawaban pasti itu selalu hadir di pikiran saya ketika ada teman bahkan saudara yang membeberkan keadaan dan masalah di lingkungan barunya.
Saya telaah sendiri, sebagai karyawan lama  yang pernah mengalami hal yang tidak mengenakan pada proses awal bekerja.  Saya beranggapan bahwa karyawan lama akan tersingkir dengan adanya karyawan baru yang notabene lebih muda, baik dalam segi pikiran dan memang muda dalam usia sehingga pekerjaan mudah dan segera di selesaikan dengan jiwa mudanya, yang mungkin lebih gesit. Saya setuju dengan asumsi bahwa karyawan lama hanya mendendam dengan apa yang sudah pernah di alami dirinya. Meskipun sepakat dengan efek dendam, tapi saya tidak pernah dan semoga tidak akan melakukannya, karena hal itu merugikan orang lain, yang kadang kita butuh bantuan dari mereka yang baru.
Menurut perkiraan dan proses pencarian alasan terhadap Tradisi jegal-menjegal, hal ini ada dan sering terjadi karena: 
  1.     Perasaan ingin membalas peristiwa yang pernah dialaminya dengan kata lain dendam. 
  2.   Takut tersaingi dalam bekerja 
  3.    Tidak suka dengan yang lebih baru atau muda karena  dirinya sudah tidak se-menarik dulu. 
  4.    Tidak adanya kepercayaan diri baik penampilan dan cara bekerja 
  5.   Tidak adanya jiwa team work pada dirinya
      Pencarian alasan pada pemikiran ini belum tentu tepat, masih banyak yang lain yang pasti. Apapun alasan yang ada saya tidak setuju dengan tradisi yang ada untuk karyawan baru tersebut,  dengan alasan yaitu alasan bahwa mereka nantinya juga menjadi karyawan lama dan bisa jadi mereka lah nanti yang akan menjadi atasan kita. Apa jadinya jika roda berputar sedang mereka di atas? Kalau mereka tidak mendendam mungkin bagus efeknya, tetapi seandainya dia mendendam, bagaimana kelanjutan karier kita ?  sikap yang tepat adalah berpikir positif dengan segala sesuatu, dan hilangkan segala bentuk kekhawatiran dan kecemasan.













0 komentar:

Posting Komentar

monggo di pun koreksi