Kamis, 30 Januari 2014

kopi di cangkir retak

Posted by erna victor On 08.08 No comments



     
      Kalau saja aku mau menulis semua tentang mu, aku yakin tidak cukup ratusan lembar  karena cerita mu terlalu banyak di hidupku meski dalam hitungan kalender hubungan kita baru seumur jagung, sedikit dan  perlahan ku tuangkan dalam bait demi bait disini agar semua tahu tentang cerita mu dan aku.
Aku mengenal mu tepat 2 bulan yang lalu. Saat itu tanpa sengaja kamu memilih memberi komentar di album poto yang aku share melalui media online. Aku tak pernah membayangkan jika pada akhirnya akan menjadi seperti ini.  Menjadi sebuah cerita dalam hidupku terkumpul dalam folder “yang pernah singgah “. 
Setelah percakapan di chatting online beberapa waktu, kita pun bertemu, dan mengenal satu sama lain. Hanya satu yang aku ingat saat ini tentang pertemuan itu, “ siapa tahu jodoh “ katamu.
Indah memng malam itu, malam yang berhias bintang, kamu datang ke rumah dengan membawa sebungkus martabak telor kesukaanku. Entah ini cemistry atau memang tak sengaja saja kau datang membawa makanan yang aku pun begitu menyukai. 
       Tidak lama diruang tamu, kita habiskan satu jam saja untuk awal perkenalan ini.  Entah apa yang ada dalam benakmu tetapi satu kalimat yang terlontar dari mu “ aku boleh kan maen lagi kerumah kamu ?”
Aku tak menjawab, hanya aku anggukan kepala tanda membolehkannya untuk kembali kerumah ini suatu saat.
Sejak pertemuan pertama itu, kita semakin dekat meskipun hanya melalui bbm atau telepon.  
        Hari – hari ku berikutnya adalah bersama mu. Canda tawa mu membuatku selalu berbahagia menjalani keseharianku.  Rumah kecilku pun berhias kebahagiaan saat bersamamu. Aku merasakan seperti mempunyai keluarga yang utuh, ada kamu, ada si kecil ku dan aku bahagia selalu meskipun keributan kecil kadang datang mengganggu, yang pada akhirnya memperkokoh hubungan kita.
Saat malam ketika kau singgah sebentar, teras kecil ini menjadi saksi betapa angan-angan kita yang tinggi ingin segera teraih.  Kopi hitam pekat menemani kita yang sesekali hangatnya menginpirasi kita untuk selalu hangat di dalam rumah ini.
Usia mu yang muda di bandingkan umur ku tidak menghalangi kita untuk menjadi satu, malah terkesan kamu yang lebih dewasa dan mampu memahami ku. Tidak mudah mengerti aku dan keadaan ku. Banyak yang sudah menyerah di tengah jalan, tetapi kamu ingin mendampingiku,  sehingga kekasaran dan kekakuanku tak menjadi halangan bagi mu untuk mewujudkan ingin mu.
         Kamu adalah sosok yang aku mau.  penampilan mu  biasa tetapi cara pandang mu pada kehidupan lebih matang, dan hal itu lah yang sampai detik ini aku mengagumi mu.  Jujur, mencintaimu itu sangat mudah.. tetapi untuk menghilangkannya itu yang susah. Aku terlanjur terjatuh pada hatimu, hati seorang pria muda yang belum pernah menikah  dan mungkin belum pernah bercinta dengan hebatnya.
Tanpa ada komitmen apapun, kita menjalani hubungan ini.  Orang bilang hubungan tanpa status, tetapi bagi ku hubungan ini beda dengan HTS lainnya, karena meski tanpa status jelas, tetapi kamu lebih dari segala yang aku punya dan pernah aku punyai.  Kamu laki-laki yang tangguh untuk menjadi bagian dari keluarga kecilku.  Kamu yang mejadikanku sebagai wanita yang benar-benar wanita. Kau ingatkan aku jika aku lalai pada pria kecil ku yang masih berusia belasan,  kamu selalu berlaku sebagai ayah nya, memberikan nasehat-nasehat  yang pada akhirnya pria kecil itu menurut pada apa yang aku katakan. Pria kecil itu tidak lagi membantah apa yang aku inginkan.  Dia berubah menjadi lebih baik begitu pula aku bisa mengubah kebiasaan ku yang amburadul menjadi mapan dan menjadi orang rumahan meskipun kegiatan ku di kantor membuat aku super sibuk setiap harinya. 
Melalui proses yang kilat ini, kamu dan aku menjadi sepasang orangtua yang mempu mendidik anak dengan cara yang lebih baik. Perhatian mu dan pemahaman mu kepada kami membuat aku bangga memiliki mu. Rasa sayang yang muncul diantara kita semakin tebal.
Malam itu 2 minggu yang lalu, kau sengaja datang ke rumah dan ingin bersantai di rumah. Seperti biasa kopi hitam di meja menjadi hidangan istimewa kita. Seduhan 1 sendok kopi dan 3 sendok kecil gula, beradu dengan air panas... berasap dan bau khas kopi toraja yang nikmat.
Setengguk demi setengguk, kopi di cangkir biru itu menyusut. Kepulan asap rokok marlboro black mentol  bercampur aroma kopi semakin membuat ruangan ini menjadi khas ketika kamu datang.
“ oh ya,,. Aku mau bicara sama kamu “ katamu membuka pembicaraan setelah sepi beberapa menit.
apa sayang,.. aku siap berbicara apa saja..” sahut ku.   “mungkin kamu akan melamarku haha  “ pikirku
Dengan wajah yang menunjukan aku berbahagia, aku siap dengan segala apa yang di katakan, entah seperti pikiran ku atau justru sesuatu hal  yang menghancurkan hatiku.
aku harus pergi ke luar negeri 3 feb besok “ katamu sedikit terbata
ada apa? Kok tiba-tiba ? Berapa lama “? Tanya ku
mungkin akan lama di sana, karena aku akan mencari kehidupan disana “ jelas mu “ aku akan bergabung diperusahaan keluarga, ini kesempatan kedua, setelah sempat aku tolak beberapa tahun yang lalu’ lanjutmu..

Aku tak bisa berkata apa-apa, hanya buliran air mata yang menetes dari sudut mataku.  Aku belum siap jauh dari kamu. Hidupku yang sudah mulai tertata karena mu, tiba-tiba kau harus melangkah pergi dariku.  “ aku belum siap,  meninggalkan aktifitas ku, teman-temanku di kota ini, terutama belum siap ninggalin mama, dan kamu sayang..” ‘ tapi ini harus aku lakukan karena tanpa semua ini, aku tidak akan mendapat apa-apa di kota ini “ air mata mu pun mengalir, dan kesedihan di wajah mu terbaca.  Guratan canda di wajahmu menjadi guratan perih.
Aku memelukmu, menangis di dadamu.. tak ku hiraukan pria kecilku memanggilku untuk berhenti menangis.
Aku kecewa, sedih dan terluka dengan keputusan ini, keputusan yang kamu ambil mendadak disaat aku sedang berada di pemulihan jiwa yang ku jalani.   Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi nanti ketika jauh.  Dan hari-hariku pasti sepi tanpa mu. “berhentilah berpetualang, bahagiakan hidupmu dan pria kecil mu pesan mu.
Luapan tangisku memekakkan telinga mu mungkin... 
Perdebatan atas keputusan itu  tak kunjung reda, hingga pada akhirnya suatu hari kita berdua sama-sama terluka. 
Hari ini 6 hari sebelum keberangkatan mu. Kondisi ku yang labil dan ditambah dengan suasana kantor yang membuat aku sedikit emosi  menjadi kan pembicaraan kita hari ini terlihat sensi. Aku menegang, kamu menegang.. tetapi lagi-lagi kamu yang mengalah.  Kamu menjadikan suasana tegang ini menjadi kembali tenang dan stabil.
 Aku seduh lagi perbandingan gula dan kopi malam ini, menjadi 2 dan 3, bukan seperti biasa,1 dan 3. Aku ingin kopi malam ini pahit agar membuat aku melek pada kenyataan, dan  sadar bahwa, tidak semua apa yang di hadapan kita itu enak dan imbang.
Tiba-tiba “plethek” suara cangkir yang ku tuangi air panas, mengagetkan ku..
ada apa sayang.. ‘ tanya mu dari ruang tamu, rupanya suara itu sangat kencang sehingga terdengar sampai depan.
“ cangkirnya retak nih..” aku sedikit teriak ku dari dapur.
Aku enggan menggantikan cangkir itu, tetap saja aku aduk, perlahan tapi bercampur juga.
kepanasan ya.. sayang” tiba-tiba kamu sudah di belakangku. Kau peluk aku mesra, kau ciumi rambutku, tengkuk ku, seperti biasanya, dan kau bisikan padaku “ kopi nya tak akan berubah rasa meskipun dalam cangkir retak “ entah apa maksud nya dengan kalimat itu.
 Aku membalikkan badanku dan membalas mencumbuimu......     





Tulisan ini aku persembahkan untuk mu “ ESM”.. seseorang yang mengisi kekosonganku di akhir 2013 dan awal 2014

                

0 komentar:

Posting Komentar

monggo di pun koreksi