Kamis, 08 Oktober 2015

rindu sudut masa lalu

Posted by erna victor On 14.33 No comments

aku rindu dan semakin rindu pada sebuah dusun yang sepi..
dusun yang tak banyak kendaraan bermotor melewati.
hanya sentuhan karet ban sepeda di tanah yang kadang terdengar kelonteng karena goncangan sepeda yang beradu dengan bebatuan di jalan.

suara percakapan antara seoRang penggali pasir dan penjual jajan keliling terdengaR dari kejauhan.. sepertinya asyik...

rasa merinduku sudah pada titik tertinggi.aku rindu dusun yang dikelilingi pohon bambu, pohon yang berbisik ketika ada angin sepoi-sepoi menerpanya..
bau dusun dari pepohonan  yang segar menusuk hidung dan  lalu lalang petani hendak kesawah dengan senyumnya yang terlempar padaku...

setiap sore ku dapati segerombolan anak2 sedang bermain tanah, bermain gundu dan tak jarang pula aku dengarkan gending jawa dari radio tetangga...
saat gerimis hujan terjatuh.. bau tanah basah menambah  suasana mejadi lebih tenteram...

terkadang,..
diujung kebun sana, ku lihat bapak membakar sampah dan memegang sapu lidi yang sedikit membukukkan badan untuk menyentuhnya ketanah..
batuk-batuk khas bapak juga  terdengar dan sempat membuat aku tersenyum melihatnya..

asap tungku kayu dari dapur mengepul di atas genting yang berjajar diatas bambu penyangga, mengeluarkan bau ikan asin yang sedang di masak ibu...
Luar biasaaa nikmatnya...

tetapi kerinduan ini tak ku dapati obatnya karena

 Dusun itu tak lagi seperti dulu,karena semua sudah berbeda..  kesunyian nya sudah berganti dengan riuh pengendara motor, dan banyaknya lalu lalang mobil di dusun itu..
di sudut kebun tak lagi ku dapati bapak membakar sampah dedaunan dari pohon nangka dan bambu,.. karena bapak sudah di panggil menghadap Nya
..... asap kayu itu tak lagi membaui.. karena sudah berganti dengan alat memasak yang semakin modern, gas lah yang berperan...
 jalan bebatuan di kampung sudah menjadi jalan aspal hitam meskipun di sana sini terdapat lubang yang tidak segera di perbaiki...
orang-orang yang menggali pasir sudah tak lagi banyak dan bebas mengambil pasir, semua sudah di "kuasai" oknum pemerintah yang mengharuskan ijin terbuka kesana kemari untuk menggali...
 rupanya orang-orangnya tak seramah dulu lagi...
berbeda, sungguh berbedaaaaa...



....tak indah lagi,.. tak sunyi lagi.. dan semua sudah berubah...  kerinduan hanya menjadi kerinduan...


0 komentar:

Posting Komentar

monggo di pun koreksi