Jumat, 31 Mei 2013

bahagia untuk budi, bahagia ku

Posted by erna victor On 08.44 No comments

Duduk di teras samping rumah berpagar hijau itu  pernah aku lakukan, 2 tahun yang lalu. 
kala itu aku sengaja mengunjungi rumah pria tampan yang masih berstatus lajang meski usia nya sudah kepala empat.  sore itu sepulang kerja  dengan mobil buatan korea aku melaju tak begitu cepat. tidak mentargetkan harus sampai rumah jam berapa. 40 km perjam cukup lah untuk bersantai sore itu, dan...
tiba-tiba sesosok bertubuh besar dan gagah itu terlintas dalam benak ku. 
meskipun saat mengemudi tidak boleh menggunakan handphone, tetap saja aku meraih sellular phone yang ada di jok samping, 08122820449.. yap nomer itu sudah berada di ujung server. 
"hallo.. " suara manis itu masih seperti biasa menggetarkan hatiku.
"mas bud.. di rumah ? ' tanya ku to the point
" iya.. seharian di rumah, kemarin abis luar kota " renyah juga jawabnya...

Aku sudah berada di depan pintu masuk rumah berpagar hijau itu ... dan pria yang baru saja aku telephone itu membuka pintu dengan senyumnya yang masih seperti tahun- tahun yang lalu. 
" hai... welcome.. apakabar" sambutnya
" baik.. mas bud.."  jawabku seraya memasuki halaman kecil dimana jalan itu menuju teras samping yang mungil namun asri dengan tanaman bunga yang eyang putri pelihara. 
kami duduk termenung berdua dan tak ada kata-kata apapun.. 
sumi datang membawa minuman kesukaan ku pun tak ku hiraukan, hanya senyum kecil dan sedikit menunduk yang dia lakukan seperti saat aku sering ke rumah beberapa tahun sebelum kejadian hebat itu.  

" aku sudah tidak bisa dengan mu .." kata nya
" kenapa.." pertanyaan yang keluar dari mulut ku menggantung  berharap ada jawaban. hujan turun di kesunyian sore itu membuat aku semakin pedih, semakin teriris merasakan sakitnya hatiku. 
" aku tidak bisa lagi dengan kamu.. bukan karena kamu tidak pantas untukku, atau karena kamu punya salah .. " jawabnya
" aku ingin hidup ku bahagia.."  jelasnya. 
pertengkaran terjadi di  di bawah guntur yang menggelegar petang itu..  
" jadi selama ini ,.. kamu pura-pura bahagia untuk aku ? " kataku meninggi
" bukaann... bukan tak bahagia atau pura-pura bahagia, tetapi aku lebih menyukai sesama ku " jawabnya tajam
petir menyambar dan hujan semakin deras, hingga tidak ada yang mendengar aku menangis dan berteriak tidak terima dengan kenyataan yang aku alami... 
aku memeluk erat mas budi, aku menangis dan terus menangis  ku pukuli badan nya, aku sangat kecewa.
hingga rasa marah ku berlebihan muincul, aku membanting gelas yang ada di meja. minuman bikinan sumi itu berantakan. pyaarrrrrrrrrrrrr.............

"ayo .. di minum " mas budi membuka kata-kata dan membuyar kan lamunan ku tentang kami yang sudah terjadi. 
" iya.. makasih " jawabku, ku ambil gelas berisi sirup leechy itu dan ku minum, aku rasakan minuman buatan sumi masih sama seperti beberapa tahun yang lalu. sumi juga tidak lupa menyajikan minuman dengan gelas yang aku suka... 
"sumi kamu memang baik "  gumam ku dalam hati
mas budi bercerita tentang hari-harinya yang selalu diisi dengan kesibukannya, aku juga menceritakan kelucuan-kelucuan hingga kami pun terpingkal-pingkal. 
tak terasa waktu sudah malam, aku pun berpamitan. masih juga seperti biasa, aku mencium tangan mas budi kemudian mas budi menepuk pundakku. 
ku pacu mobil hitam ku agar segera sampai rumah, agar aku segera bercerita dengan berry, kucing kesayangan ku..

aku masih terpaku menatap rumah berpagar hijau itu, entah dimana sekarang mas budi.. lost contact  pada kami. namun ku lihat sumi setiap pagi menyapu halaman kecil itu.  sumi masih setia di rumah itu.
aku bersigap dan segera menuju kantor. berhenti di ujung jalan untuk memperhatikan  rumah berpagar hijau itu ku lakukan setiap pagi, karena bagi ku dengan melakukan itu,  aku bisa merasakan pelukan mas budi.


0 komentar:

Posting Komentar

monggo di pun koreksi