Di keheningan malam ini aku duduk di teras rumah ku yang mungil, ku nikmati pemandangan sekitar dan sesekali ku hisap rokok kesayangan ku. Teh hangat di meja sudah ku persiapkan untuk menemani ku bercakap-cakap dengan khayalan.
Suara kodok terdengar sangat antusias, seakan dia ingin bercerita tentang kisah cinta yang sedang di jalani nya.
Aku perhatikan mata kodok itu berkedip padaku... aku menyambutnya dengan tatapan kosong, karena pikiran ku berada di sana, di tempat seseorang yang entah bagaimana hatinya untuk aku saat ini.
Sebatang, 2 barang rokok hingga sebungkus sudah menemani ku... teh yang tadinya hangat sekarang sudah menjadi dingin, sedingin malam yang mulai mencekam. Aku beranjak dari kursi teras itu dan ku ayunkan langkahku menuju ruangan dimana ruangan itu sudah pernah menjadi bagian hidupku dengan mu. Piano yang masih berada di tepi jendela itu ku tatap, seakan dirimu masih di sana, dan menyanyikan lagu tentang kita. Lagu cinta yang kau ciptakan dulu, masih di sini di gendang telinga ku, dan di hati ku yang beku bersama perginya hati mu dari ku..
Puntung rokok terakhir mu masih bertengger di asbak kesayangan mu.. sengaja aku tidak membuang nya, biar sentuhan mu diruangan ini masih terasa. Di mana saat ini kamu berada, dimana kau letakkan cinta mu, dimana kau labuhkan hati mu, dimana kau curahkan rasa mu...
pertanyaan tolol masih ada di dalam dada, menyesakkan dan membuat aku semakin terpuruk...
Mungkin ini yang di namakan cinta, cinta yang tak pernah berujung,...........
Kan ku nanti kau kembali di sampingku, biar puntung demi puntung ku yang menemani untuk penantian terhadap mu...
aku bersandar pada harapan bersama kepasrahan ku terhadap tulisan tangan Tuhan untuk cinta ku....
0 komentar:
Posting Komentar
monggo di pun koreksi