Keluarga adalah komunitas kecil yang mempunyai kekuatan besar dalam pembentukan karakter seseorang dan pembentukan semangat serta menjadi tempat yang bisa menerima segala suka dan duka kita. Keluarga lah yang menjadi prioritas nomor satu. Di dalam sebuah keluarga pasti ada yang bertanggungjawab atas kebutuhan rumah tangga yaitu kepala keluarga. Kepala keluarga bertanggungjawab atas jalan dan maju nya roda kehidupan keluarga, tapi apabila kepala keluarga kita sudah tidak ada atau tidak mampu lagi bertanggungjawab atas kebutuhan keluarga yang di karenakan usia, pastilah anak atau anggota lain yang menjadi tulang punggung atau yang mencari nafkah demi keluarga. Semua tidak menjadi masalah apabila yang menjadi tulang punggung itu belum mempunyai keluarga sendiri, atau tanggungan sendiri atau masih lajang. Tapi bagaimana jika si lajang yang menjadi tanggung jawab itu akan menikah ??? ada masalah ??? Itu pasti, tentu masalah keuangan dan itu sangat rentan menjadi suatu "penyakit" dalam keluarga. Si lajang tulang punggung keluarga itu akan menghadapi masalah besar , dan masalah itu antara keluarga atau istri yang di utamakan. Bagaimana kalo kita yang menghadapi masalah ini?
Secara pribadi solusi dari masalah di atas, yang bisa aku Write and Share adalah tetap menikah ( jika sudah waktu nya ). Menikah bukan harus melepas semua tanggungjawab kita terhadap keluarga. Kkita bisa tetap menikah dengan dua tanggungjawab, asal pendapatan kita cukup untuk kedua nya yaitu keluarga ( orangtua ) dan Istri, dengan pemberitahuan dan persetujuan istri. Akan lebih enak apabila sebelum menikah, di bicara kan dengan kedua belah pihak, karena menyangkut tanggungjawab baru. Kalo pasangan atau claon istri belum bisa menerima, cara yang sering di lakukan adalah menunda pernikahan, tapi apabila calon istri sudah atau mau menerima segala resiko, bisa melaksanakan pernikahan meskipun tanggungjawab ada dua. Bagaimana pun orang tua adalah orang yang lebih utama di bahagiakan. Jangan pernah merasa tidak mampu karena dengan adanya tujuan mulia maka rejeki pun akan bertambah. Bagus lagi kalo kita memikir kan usaha sampingan, untuk menambah lagi pemasukan.
Begitu lah problem solving dari sebuah permasalahan yaitu jika si lajang yang menjadi tulangpunggung akan menikah, menurut aku. Belum tentu yang aku share ini bisa di terima , karena setiap pribadi berbeda dan cara pikir juga berbeda. kalo yang tidak sama dengan apa yang aku pikir kan, tolong kasih solusi yaa.. leave comment for me... thanks alot friends
4 komentar:
iya, cuma ada kala nya kita terbelengu sama pikiran kita sendiri.... takut menikah/mencari pasangan karena standart diri yg msh belum pede menikah. Padahal menikah itu antar 2 orang, bahkan 2 keluarga.
Aku tulang punggung keluarga..
Tahun depan 30tahun. Pengen menikah tapi masih jadi tulang punggung keluarga. Takut klo menikah konsentrasi terbagi. Dan belum tentu ada wanita yg lapang dada dg keadaan si tulang punggunh.
joel... pelan pelan persiapkan diri joel.. smnagt
deti... semngat itu ibadah..
nugroho jati.... di coba dulu cari calon, dan kasih pengertian dek heheee
Posting Komentar
monggo di pun koreksi